Makalah Tradisi Melayu
" Tradisi Cukur Rambut "
Dosen pembimbing : Tety Kumala Sari M.Pd
Disusun Oleh:
Ayu Rosmini
150388201032
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Budaya
melayu telah ada dan berkembang sejak lama hingga kini. Masyarakat melayu
sangat menjunjung tinggi adat istiadat yang bersumberkan dari ajaran agama
islam.
Tradisi
dan adat istiadat yang masih dipegang teguh hingga kini adalah mengenai adab
kepada orang tua, sikap hidup bergotong royong dalam masyarakat dan perilaku
kehidupan yang harus selalu berpegang pada nilai agama. Tradisi masyaakat
melayu yang religius menjadi ciri penting orang melayu.
Dalam
setiap kelahiran, rasa syukur dihaturkan kepada sang pencipta melalui acara
akikahan dan cukur rambut. Acara tersebut dilakukan dengan sangat meriah. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai tradisi cukur rambut yang biasa dilakukan
masyarakat melayu setelah kelahiran anaknya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sejarah cukur rambut?
2. Bagaimana
tata cara cukur rambut?
3. Apa
makna peralatan untuk cukur rambut?
4.
Apa makna menepuk tepung tawar?
5. Apa yang
dimaksud dengan berzanzi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah Cukur Rambut
Adat mencukur
rambut bayi yang baru dilahirkan sebenarnya bukanlah
hanya sekedar tradisi yang sudah lama melekat di masyarakat, tetapi juga
anjuran dan ajaran agama. Tentu dibalik tradisi mencukur rambut terdapat banyak
manfaat, banyak nilai positif terutama bagi kesehatan bayi.
Tradisi mencukur rambut bayi
merupakan suatu perayaan bagi sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita
hati, permata baru. Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk
ikut menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan
nama yang bagus yang bermakna do’a, agar setiap orang yang memanggil namanya
ikut mendo’akan sesuai nama si bayi.
Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu,
lazimnya diadakan kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur
rambut kepala si bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si
bayi/anak.
Tetapi adakalanya upacara itu dilaksanakan
agak berlainan, artinya tidak mengikut kepada ketentuan memberi nama anak pada
saat upacara pencukuran rambut. Disebabkan, ada yang melakukan pencukuran
rambut itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya
pula ketika anak telah pandai berjalan.
Upacara memotong rambut atau mencukur rambut
ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial pada rambut yang dibawa sejak
lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika
tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.
B. Tata Cara Mencukur Rambut
Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari
ketujuh setelah bayi itu dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan
beberapa tahap dan kelengkapan.
Sebelum dilakukan acara cukur rambut ini :
·
Rumah hendaklah dibersihkan serta
rumah itu dihias supaya terlihat indah.
·
Anak bayi itu dipakaikan dengan
pakaian yang indah-indah dan diletakkan di atas tilam kecil.
·
Satu ceper berisi tiga buah
mangkuk atau piring kecil yang berisi air tepung tawar, beras kunyit, bertih,
bunga rampai, bubur merah dan putih. Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang
agak besar sedikit, dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan
berkelok-kelok siku keluang dan dijadikan tutupnya daripada potongan kepala
nyiur. Air nyiur itu dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk,
dan nyiur itu diletakkan di dalam sebuah tempat semuat-muat nyiur itu saja.
·
Bila sudah siap semuanya maka anak
bayi itupun dibawa keluar dan dikelilingkan kepada tamu laki-laki. Tiap-tiap
mereka setelah menepuk sedikit tepung tawar, menebar sedikit beras kunyit dan
bertih kepada si bayi, maka iapun menggunting sedikit saja dari rambut (ujung)
si bayi dengan gunting yang memang telah disediakan. Rambut yang digunting itu
dimasukkan ke dalam air di dalam nyiur itu. Pada masa inilah biasanya si bayi diberikan
nama.
·
Aturan bilangan orang yang
melakukan guntingan rambut itu hendaklah sebilangan yang ganjil, yaitu tiga,
lima, tujuh dan seterusnya. Setelah selesai dijalankan oleh pihak lelaki, maka
si bayi dibawa pula ke tempat orang-orang perempuan dan melakukan sebagaimana
yang dilakukan sebelumnya (pada upacara-upacara adat Melayu, jemputan/undangan
lelaki dan perempuan dipisahkan tempat/ruangannya).
·
Rambut anak itu semuanya
dimasukkan ke dalam nyiur itu kemudian nyiur itu di tanam dihalaman rumah itu bersama
pohon anak nyiur sebagai peringatan atas masa anak-anak itu dilahirkan.
C. Makna Perlengkapan dalam Cukur Rambut
Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa
perlengkapan tepuk tepung tawar (beras kunyit, beras basuh (putih), air tepung
tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga rampai, nyiur, dan tanah.
Perlengkapan itu memilik fungsi dan maknanya
masing-masing.
1.
Tepung tawar : ditepuk pada bayi
sebelum rambutnya dicukur.
Bahan-bahannya dapat berupa :
·
Beras Kunyit : melambangkan agar
diberikan kemurahan rezeki, kesabarn, menjaga marwah, serta mendapatkan
kekuasaan.
·
Beras Basuh (Beras Putih) :
Melambangkan kesucian hati lahir dan batin.
·
Air Tepung Tawar : Merupakan beras
sejuk yang diberi air, melambangkan penyejuk hati, peneduh kalbu, dan
diharapkan dapat memberikan kesabaran dan kesucian hati.
·
Daun Perenjis : merupakan daun
juang-juang, daun ganda rusa, daun sedingin, daun setawar, daun ati-ati yang
diikat menjadi satu dengan daun ribu-ribu sebagai pelambang ikatan kekeluargaan
dan kebersamaan, kerukunan dan kedamaian.
2. Bunga
Rampai
Bunga rampai
merupakan bunga mawar dan bunga lain-lainnya yang dipotong kecil- kecil. Juga
daun pandan yang dipotong kecil-kecil kemudian dicampur. Baunya ini sangat
harum.
3. Kelapa
yang di ukir : Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit,
dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok dan dijadikan
tutupnya dari potongan kepala nyiur. Air nyiur itu dibuang dan diisi di
dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu diletakkan di dalam sebuah
tempat. Setelaj rambut bayi dicukur, maka rambut itu dimasuukan kedalam kelapa
tersebut.
4. Tanah
yang diisi dalam sebuah mangkok kemudian di cocokkan sebatang anak pohon
pinang. Kaki bayi tersebut dijejakkan ke pasir itu. Sebagau tanda bahwa ia
telah dilahirkan di dunia dan menginjak bumi.
Makna Bertepuk Tepung Tawar :
1. Menepuk dahi/ubun-ubun maksudnya mendoakan semoga berpikiran
sehat, cerdas, dan dapat menggunakan
akal sehat dalam menempuh kehidupan.
2. Menepuk bahu kanan dan kiri
maksudnya mendoakan semoga kuat memikul baban.
3. Menepuk telapak tangan maksudnya memohon doa semoga
cekatan , terampil dalam melaksanakan pekerjaan.
Uniknya dalam acara cukur rambut disiapkan
sejumlah parsel dan telur rebus yang diberi pewarna dan dihiasi semenarik
mungkin. Diberi kepada orang-orang tua yang telah mencukur rambut anak
tersebut. Sebagai tanda terima kasih.
D. Berzanji
Acara cukur rambut
dikemas dalam bentuk syukuran atau tasyakuran. Tak jarang sebuah keluarga
mengundang grup rebana, marawis, habsi atau markabanan untuk
melengkapi acara itu.
Bunyi tabuhan gendang
disertai puji-pujian terus berkumandang sambil mencicipi hidangan dari tuan
rumah. Riuh-rendah suaranya, tapi senandung puji itu mampu membangkitkan
semangat, mampu memotivasi seluruh yang hadir untuk tetap duduk sampai acara
berakhir.
Pada tradisi bercukur
rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa
pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran
akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.
Barzanji atau sarakal
adalah salah satu adat melayu yang dibawakan dalam acara cukur rambut atupun
pernikahan. Orang-orang yang membawakan biasanya bukanlah orang-orang muda
tetapi orang-orang tua.
Didalam sarakal ini
terkandung makna salawat nabi dan puji-pujian terhadap nabi Muhammad SAW.
Diharapkan pembasa sarakal akan mendapat keberkahannya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Upacara memotong rambut atau mencukur rambut
ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial pada rambut yang dibawa sejak
lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika
tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.
Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari
ketujuh setelah bayi itu dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan
beberapa tahap dan kelengkapan.
Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa
perlengkapan tepuk tepung tawar (beras kunyit, beras basuh (putih), air tepung
tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga rampai, nyiur, dan tanah.
Pada tradisi bercukur rambut ataupun beberapa
upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa pula diadakan Berjanzi
atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran akan Nabi Allah, Nabi
Muhammad SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar