Sabtu, 19 November 2016

Tradisi Cukur Rambut

     Makalah Tradisi Melayu

" Tradisi Cukur Rambut "

 

 Dosen pembimbing : Tety Kumala Sari M.Pd
Disusun Oleh:
Ayu Rosmini
150388201032

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Budaya melayu telah ada dan berkembang sejak lama hingga kini. Masyarakat melayu sangat menjunjung tinggi adat istiadat yang bersumberkan dari ajaran agama islam.
Tradisi dan adat istiadat yang masih dipegang teguh hingga kini adalah mengenai adab kepada orang tua, sikap hidup bergotong royong dalam masyarakat dan perilaku kehidupan yang harus selalu berpegang pada nilai agama. Tradisi masyaakat melayu yang religius menjadi ciri penting orang melayu.
Dalam setiap kelahiran, rasa syukur dihaturkan kepada sang pencipta melalui acara akikahan dan cukur rambut. Acara tersebut dilakukan dengan sangat meriah. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tradisi cukur rambut yang biasa dilakukan masyarakat melayu setelah kelahiran anaknya.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah cukur rambut?
2.      Bagaimana tata cara cukur rambut?
3.      Apa makna peralatan untuk cukur rambut?
4.      Apa makna menepuk tepung tawar?
5.      Apa yang dimaksud dengan berzanzi?

BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah Cukur Rambut
Adat mencukur rambut  bayi  yang baru dilahirkan sebenarnya bukanlah hanya sekedar tradisi yang sudah lama melekat di masyarakat, tetapi juga anjuran dan ajaran agama. Tentu dibalik tradisi mencukur rambut terdapat banyak manfaat, banyak nilai positif  terutama bagi kesehatan bayi.
Tradisi mencukur  rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama yang bagus yang bermakna do’a, agar setiap orang yang memanggil namanya ikut mendo’akan sesuai nama si bayi.
Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur rambut kepala si bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak.
Tetapi adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak mengikut kepada ketentuan memberi nama anak pada saat upacara pencukuran rambut. Disebabkan, ada yang melakukan pencukuran rambut itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya pula ketika anak telah pandai berjalan.
Upacara memotong rambut atau mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial pada rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.
B. Tata Cara Mencukur Rambut

Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi itu dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan beberapa tahap dan kelengkapan.
Sebelum dilakukan acara cukur rambut ini :
·         Rumah hendaklah dibersihkan serta rumah itu dihias supaya terlihat indah.
·         Anak bayi itu dipakaikan dengan pakaian yang indah-indah dan diletakkan di atas tilam kecil.
·         Satu ceper berisi tiga buah mangkuk atau piring kecil yang berisi air tepung tawar, beras kunyit, bertih, bunga rampai, bubur merah dan putih. Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit, dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok siku keluang dan dijadikan tutupnya daripada potongan kepala nyiur. Air nyiur itu dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu diletakkan di dalam sebuah tempat semuat-muat nyiur itu saja.
·         Bila sudah siap semuanya maka anak bayi itupun dibawa keluar dan dikelilingkan kepada tamu laki-laki. Tiap-tiap mereka setelah menepuk sedikit tepung tawar, menebar sedikit beras kunyit dan bertih kepada si bayi, maka iapun menggunting sedikit saja dari rambut (ujung) si bayi dengan gunting yang memang telah disediakan. Rambut yang digunting itu dimasukkan ke dalam air di dalam nyiur itu. Pada masa inilah biasanya si bayi diberikan nama.
·         Aturan bilangan orang yang melakukan guntingan rambut itu hendaklah sebilangan yang ganjil, yaitu tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Setelah selesai dijalankan oleh pihak lelaki, maka si bayi dibawa pula ke tempat orang-orang perempuan dan melakukan sebagaimana yang dilakukan sebelumnya (pada upacara-upacara adat Melayu, jemputan/undangan lelaki dan perempuan dipisahkan tempat/ruangannya).
·         Rambut anak itu semuanya dimasukkan ke dalam nyiur itu kemudian nyiur itu di tanam dihalaman rumah itu bersama pohon anak nyiur sebagai peringatan atas masa anak-anak itu dilahirkan.
C. Makna Perlengkapan dalam Cukur Rambut
Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk tepung tawar (beras kunyit, beras basuh (putih), air tepung tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga rampai, nyiur, dan tanah.
Perlengkapan itu memilik fungsi dan maknanya masing-masing.
1.         Tepung tawar : ditepuk pada bayi sebelum rambutnya dicukur.
Bahan-bahannya dapat berupa :
·         Beras Kunyit : melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki, kesabarn, menjaga marwah, serta mendapatkan kekuasaan.
·         Beras Basuh (Beras Putih) : Melambangkan kesucian hati lahir dan batin.
·         Air Tepung Tawar : Merupakan beras sejuk yang diberi air, melambangkan penyejuk hati, peneduh kalbu, dan diharapkan dapat memberikan kesabaran dan kesucian hati.
·         Daun Perenjis : merupakan daun juang-juang, daun ganda rusa, daun sedingin, daun setawar, daun ati-ati yang diikat menjadi satu dengan daun ribu-ribu sebagai pelambang ikatan kekeluargaan dan kebersamaan, kerukunan dan kedamaian.
2.      Bunga Rampai
Bunga rampai merupakan bunga mawar dan bunga lain-lainnya yang dipotong kecil- kecil. Juga daun pandan yang dipotong kecil-kecil kemudian dicampur. Baunya ini sangat harum.
3.      Kelapa yang di ukir : Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit, dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok dan dijadikan tutupnya dari potongan kepala nyiur. Air nyiur itu dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu diletakkan di dalam sebuah tempat. Setelaj rambut bayi dicukur, maka rambut itu dimasuukan kedalam kelapa tersebut.
4.      Tanah yang diisi dalam sebuah mangkok kemudian di cocokkan sebatang anak pohon pinang. Kaki bayi tersebut dijejakkan ke pasir itu. Sebagau tanda bahwa ia telah dilahirkan di dunia dan menginjak bumi.
Makna Bertepuk Tepung Tawar :
1.  Menepuk dahi/ubun-ubun maksudnya mendoakan semoga berpikiran sehat, cerdas, dan dapat  menggunakan akal sehat dalam menempuh kehidupan.
2.  Menepuk bahu kanan dan kiri maksudnya mendoakan semoga kuat memikul baban.
3.  Menepuk telapak tangan maksudnya memohon doa semoga cekatan , terampil dalam melaksanakan pekerjaan.

Uniknya dalam acara cukur rambut disiapkan sejumlah parsel dan telur rebus yang diberi pewarna dan dihiasi semenarik mungkin. Diberi kepada orang-orang tua yang telah mencukur rambut anak tersebut. Sebagai tanda terima kasih.
D. Berzanji
Acara cukur rambut dikemas dalam bentuk syukuran atau tasyakuran. Tak jarang sebuah keluarga mengundang grup rebana, marawis, habsi atau markabanan untuk melengkapi  acara itu.
Bunyi tabuhan gendang disertai puji-pujian terus berkumandang sambil mencicipi hidangan dari tuan rumah. Riuh-rendah suaranya, tapi senandung puji itu mampu membangkitkan semangat, mampu memotivasi seluruh yang hadir untuk tetap duduk sampai acara berakhir.
Pada tradisi bercukur rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.
Barzanji atau sarakal adalah salah satu adat melayu yang dibawakan dalam acara cukur rambut atupun pernikahan. Orang-orang yang membawakan biasanya bukanlah orang-orang muda tetapi orang-orang tua.
Didalam sarakal ini terkandung makna salawat nabi dan puji-pujian terhadap nabi Muhammad SAW. Diharapkan pembasa sarakal akan mendapat keberkahannya.


BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Upacara memotong rambut atau mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial pada rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.
Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi itu dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan beberapa tahap dan kelengkapan.
Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk tepung tawar (beras kunyit, beras basuh (putih), air tepung tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga rampai, nyiur, dan tanah.
Pada tradisi bercukur rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar