Rabu, 22 Juni 2016

Vidio dongeng " kakaktua yang bijak dan gagak yang angkuh "


Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia 

Dosen pengampu:  Titik Dwi Ramthi Hakim,M.pd.

Oleh: 
Ayu Rosmini 
150388201032

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2016




Sabtu, 11 Juni 2016

Menganalisis dongeng

Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia
Menganalisis dongeng

Dosen Pengampu : Titik Dwi Ramthi Hakim. M.Pd.

Disusun oleh : 
Ayu Rosmini
150388201032



Lampiran 1
Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan. Dia ingin berjemur di bawah terik matahari. Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di perutnya,..krucuk…krucuk…krucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Dia berfikir sejenak. Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan berteriak: “Buaya….buaya…. ayo keluar….. Aku punya makanan untukmu…!!” Begitu Kancil berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sugai yang dalam itu.

Sekali lagi Kancil berteriak, “Buaya…buaya… ayo keluar… mau daging segar nggak?”

Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, “Huaahhh… siapa yang teriak-teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja.” “Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan nanti kamu.” Kata buaya kedua yang juga muncul.

“Wah…. bagus kalian mau keluar, mana yang lain?” kata Kancil kemudian. “Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa…!” Kancil berteriak lagi.
“Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan,” kata buaya.
“Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini,” makanya harus keluar semua.

Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil teman-temannya untuk keluar semua. “Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo kita keluaaaar….!” buaya pemimpin berteriak memberikan komando. Tak berapa lama, bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.

“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya pada baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,” “Nanti aku akan menghitung satu persatu.”

Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
“Oke, sekarang aku akan mulai menghitung,” kata Kancil yang segera melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak, “Satu….. dua….. tiga…..” begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. Hatinya tertawa, “Mudah sekali ternyata.”

Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian,” kata Kancil.

“Ha!….huaahh… sialan… Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Aws kamu ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu,” kata buaya-buaya itu geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari ketimun.
(SELESAI)


Lampiran 2
Menganalisis Dongeng
  1. Tema

Dalam cerita ini adalah seekor kancil memiliki akal yang cerdik.
  1. 2.     Penokohan

1.      Kancil        : cerdik,suka menipu, dan rakus
  “Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian,”
2.      Buaya        : bodoh
  “ Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentukseperti jembatan.

  1. 3.      Latar

1.  tempat        : di dalam hutan
Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang       berjalan-jalan di pinggir hutan “.
2.  waktu         : siang
                          “ matahari yang cerah bersinar “.
3.  suasana       : panas terik
                         “  Dia ingin berjemur di bawah terik matahari “.
  1.  Alur                             : Maju

  2. Sudut pandang            : orang ketiga pelaku utama.

  3. Amanat                       : jangan suka membohongi orang lain dan jangan terlalu percaya terhadap orang                                    lain.



Sabtu, 04 Juni 2016

Asyiknya belajar bersama dosen

Kisah nyata 1001 pengalaman saya bersama dosen
“ Asyiknya belajar bersama dosen “

Pada awal masuk perkuliahan, dengan rasa senang dan bangga akhirnya saya diterima di Universitas Maritim Raja Ali Haji ini. Selain itu, saya juga bertemu dengan teman-teman baru di kampus ini. Awalnya saya malu terhadap mereka, karena masih belum mengenal antara satu dengan yang lain. Akhirnya saya bertemu dengan seorang teman, namanya Nurmala sari dan ternyata dia berasal dari Tanjung Balai Karimun juga, yaitu tempat asal saya. Meskipun kami baru memasuki tahap perkenalan tetapi kami saling mengerti dan semakin lama hubungan kami semakin erat. Selain itu sewaktu saya melaksanakan kegiatan PKKMB, saya berkenalan dengan dua orang teman lainnya yang bernama Saleha dan Pitriyani. Mereka berasal dari kota Batam. Dan setelah selesai melaksanakan PKKMB ( Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru ) kami pun akhirnya diterima di kampus ini.

Hari senin adalah hari pertama saya memasuki masa perkuliahan. Saya duduk dibangku paling depan dengan tujuan untuk lebih mengenali siapa saja dosen yang akan masuk dan mengajar kami. Setelah beberapa menit kami menunggu didalam kelas, akhirnya muncullah seorang bapak-bapak yang masuk ke kelas dengan membawa tas. Bapak tersebut kelihatannya sudah tua. Namun yang saya heran adalah meskipun sudah tua tetapi pemikirannya sangat hebat. Tentu saja hebat, karena dia adalah seorang dosen. Pasti lebih hebat dari pada guru. Akhirnya ia pun duduk dibangku dan mulai membuka laptop serta infocus. Awalnya saya sedikit kurang mengerti apa yang beliau tampilkan. Namun setelah selesai mengatur infocus akhirnya saya sudah bisa sedikit mengerti. Beliau menjelaskan mengenai kontrak perkuliahan dan kompetensi serta materi yang akan kami pelajari selama disemester satu ini. Setelah itu beliau menanyakan tentang keanggotaan kelas kami dan ketua tingkat kami. Namun karena belum dibentuk, akhirnya beliau menunjuk satu persatu teman saya yang dianggap mampu untuk membimbing kelas kami. Akhirnya terpilihlah Kharisma yoga sebagai ketua tingkat dan Afifah faradila sebagai sekretaris.

Hari demi hari pun telah kami lalui dan akhirnya hari senin pun tiba kembali. Seperti biasa bapak itu masuk, lalu mulai membuka infocusnya dan jika ada waktu luang beliau mengisi daftar hadir dengan memanggil nama kami satu-persatu. Materi demi materi telah beliau jelaskan, meskipun awalnya bapak ini sangat pendiam, namun lama-kelamaan ia pun akhirnya bisa menghibur kami dengan kata-kata lucunya yang membuat kami tertawa satu kelas.

Mata kuliah selanjutnya adalah sejarah sastra. Seperti biasa saya duduk dibangku paling depan dan menunggu dosen selanjutnya. Tidak sampai beberapa menit seorang bapak-bapak pun masuk dengan membawa buku dan tasnya. Bapak ini agak sedikit muda dengan bapak yang tadi. Beliau juga menceritakan pengalamannya hingga sampai menjadi seperti saat ini. Kemudian beliau juga memberikan motivasi kami dalam belajar. Setelah selesai berkenalan, kami pun mulai belajar dan bapak itu pun memperlihatkan sebuah buku karangannya yang berjudul kritik sastra, bapak itu menawari kami untuk membelinya dan tentu saja kami tertarik mendengar kata-kata dari beliau, saya juga penasaran apa isi dari buku tersebut. Akhirnya kami pun mengumpulkan uang kepada bendahara kelas untuk membeli buku karangannya.

Hari selasa adalah hari kedua kami memasuki masa perkuliahan. Mata kuliah selanjutnya adalah pendidikan agama islam. Saya pun duduk di pojok paling depan dekat dengan meja dosen. Tak lama kemudian ada seorang bapak yang masuk. Setelah beliau duduk, ia mulai menjelaskan materi yang akan kami pelajari di semester satu ini dan menjelaskan tentang kontrak perkuliahan. Mulai dari penilaian, pakaian dan sebagainya. Belajar dengan beliau merupakan hal yang paling saya sukai karena beliau sangat ramah dan baik sekali. Ternyata beliau juga bisa menggunakan bahasa melayu. Didalam proses pembelajaran kami terlihat sangat santai sekali karena beliau juga mengajar tidak begitu kaku dan terlalu serius. Apabila ada materi yang tidak kami mengerti kami dituntut untuk selalu bertanya. Dan tentu saja saya bertanya setiap masuk mata kuliah dengannya. Tetapi jika ada materi yang sudah saya mengerti saya hanya mendengarkan saja apa yang beliau jelaskan. Didalam proses perkuliahan kami juga mengadakan konsep diskusi kelompok. Pada saat ujian tengah semester kami semua menunggu bapak tersebut didalam kelas. Setelah beberapa menit kemudian, bapak itu akhirnya masuk ke dalam kelas dan memulai proses ujian. Ujian pun berlangsung ,sekitar 20 menit aku kelihatan gelisah dan beliau menegur saya “ Ayu, ?”. saya terkejut mendengarnya, dengan rasa malu saya hanya bisa tertunduk dan kembali mengerjakan soal ujian.

Hari rabu adalah hari ketiga saya memasuki masa perkuliahan. Yaitu dengan mata kuliah bahasa inggris. Seperti biasa saya duduk dibangku paling depan. Akhirnya ada seorang ibu yang masuk dengan tidak membawa apa-apa. Beliau pun duduk dibangku dan mulai memperkenalkan diri dan sedikit bercerita mengenai kontrak perkuliahan dan memberikan materi kepada ketua tingkat kami untuk difotokopi. Setelah beliau siap berkenalan, sekarang giliran kami untuk memperkenalkan diri dengannya dengan menggunakan bahasa inggris dan menyebutkan nama,asal tempat,asal sekolah,dan makanan favorit. Awalnya saya sedikit grogi dan kurang pede. Mulai dari barisan depan paling pojok kanan sudah secara bergantian memperkenalkan diri dan sekarang tiba giliran saya. Saya mulai dengan menyebutkan nama,asal, dan makanan favorit. Namun dosen tersebut kembali bertanya kepada saya dengan menggunakan bahasa inggris yaitu mengapa saya menyukai bakso. Saya hanya menjawab karena bakso sangat enak dan lezat. Ibu itu tersenyum dan teman sebelah saya mulai memperkenalkan dirinya begitu seterusnya hingga sampai belakang.
Hari selanjutnya kami memasuki mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Meskipun ini adalah awal kami bertemu dengan seorang dosen karena beliau juga begitu terlihat sangat muda. Setelah saya tahu ternyata beliau adalah mahasiswa lulusan dari salah satu universitas di Singapura. Beliau juga menceritakan pengalamannya hingga menjadi saat ini. Beliau adalah dosen pengganti, kami sangat suka belajar dengannya. Karena di dalam proses pembelajaran, beliau selalu mengaitkan materi yang ia ajarkan dengan apa yang ada dikehidupan saat ini. Kemudian beliau juga sering memberikan sebuah teka-teki bagaimana jalan keluarnya apabila kami mengalami hal yang sama sesuai dengan kondisi dan situasi yang ia ceritakan saat itu. Tentu saja kami sangat bersemangat belajar dengannya. Terkadang kami tertawa atas jawaban yang telah kami berikan karena bertentangan dengan apa yang ia maksud.  Di dalam mata kuliah ini kami diberi tugas olehnya yaitu tentang kepedulian terhadap lingkungan sosial dengan membuat sebuah artikel. Seperti menolong orang tua yang ingin menyebrangi jalan, membantu menyapu halaman rumah, membersihkan mesjid, membantu mencuci piring, dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan tanpa harus meminta balasan atau imbalan apapun. Karena didalam tugas ini kami dituntut untuk bersikap iklas dan membiasakan diri untuk membantu terhadap sesama.

Hari kamis merupakan hari keempat kami melaksanakan perkuliahan. Kami memasuki mata kuliah perencanaan pengajaran. Di dalam mata kuliah ini kami diperintahkan untuk membuat RPP. Yang awalnya kami belum mengetahui apa sebenarnya RPP itu, kemudian bapak itu membagikan kami kedalam beberapa kelompok, yaitu kelompok SMP,SMA,dan SMK. Saya mendapatkan kelompok SMA yaitu kelas XII. Pertama kami diperintahkan untuk membuat Rincian Minggu Efektif, kemudian disusul dengan membuat RPP. Ini adalah tugas yang sangat melelahkan bagi saya, karena harus mengganti dan mengetik kembali apa yang akan ditulis sesuai dengan format yang telah bapak berikan seperti menulis Standar kompetensi dan kompetensi dasarnya . Tetapi setelah selesai semuanya saya merasa bahwa tugas ini sangat bermanfaat bagi kami calon guru karena sebagai bekal untuk kedepannya jika sudah mengajar. Ini juga merupakan tahap pertama dalam melaksanakan proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif.

Hari demi hari telah saya lalui kini tiba masanya saya melaksanakan Ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Masanya untuk liburan, saya memutuskan untuk pulang kekampung halaman saya yaitu di Tanjung Balai Karimun.

Setelah selesai liburan saya kembali ke Tanjung Pinang untuk kembali melaksanakan rutinitas saya yaitu kuliah. Lalu bertemu dengan dosen-dosen yang baru disemester dua ini. Saya juga berharap di semester ini bisa mendapatkan nilai yang lebih baik dari yang sebelumnya.