Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia
Membuat Karangan Cerpen
Dosen Pengampu : Titik Dwi Ramthi Hakim, M.Pd.
Karya : Ayu Rosmini
NIM: 150388201032
Kelas : H-01
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2015
Harapan Seorang Anak Nelayan
Hiduplah seorang mak dengan kedua anaknya yang bernama Bedol dan Minah. Mak sudah lama ditinggal mati dengan suaminya karena hilang ditelan ombak ketika sedang melaut. Suatu pagi menyapa mak Senah sedang menampi beras ditemani Minah menjahit di teras rumah. Datanglah Bedol dengan tergesa-gesa " Makk.. makk!! ". Melihat mak nya tidak menjawab ia pun segera menghampiri dan duduk di sebelah mak nya " Makk" . " Dari mana saja kamu nak? mak cari kamu dari tadi tak kelihatan ? " tanya mak . Lalu Bedol pun menjelaskan keinginannya untuk pergi merantau dan ingin mengubah hidup keluarganya menjadi lebih baik karena ia melihat tetangga di kampung sebelahnya telah pulang dengan membawa keberhasilan dan kemenangan. Tetapi mak tidak mengizinkan anaknya untuk pergi merantau karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan untuk kedua kalinya seperti wak Bahar suaminya yang tertelan ombak dilaut. Karena baginya Bedol adalah anak laki-laki satu satunya yang ia miliki saat ini. Mendengar jawaban dari ibunya Bedol pun segera menentang " Mana Bisa mak, sampai kapan kita harus hidup seperti ini ,mak Bedol punya mimpi punya harapan Bedol bisa mak !! " dengan raut wajah yang penuh dengan harapan menatap masa depan yang kini sudah terbayang di pelupuk matanya " . Minah yang dari tadi sibuk menjahit dengan cepat membentak perkataan Bedol " Cukup dol, apa kau ini bodoh ? ha apa kau bodoh ! kau itu tidak lah pandai melihat kesedihan mak, kau pun tidak lah pandai juga mengahapus air mata mak. Semenjak bapak hilang ketika melaut, kau saja lah harapan , kau saja lah ! ". Melihat anaknya hendak berkelahi mak pun segera menenangkan Bedol dan Minah. Dan dengan perasaan yang sedih ia pun segera pergi kedapur meninggalkan kedua anaknya.
Di keesokan harinya Bedol yang merasa sudah tidak sabar ingin merubah nasib keluarganya pergi kesebuah bukit yang jauh dari rumah dan dalam perjalanan ia berfikir dan merasa bersalah atas apa yang telah ia ucapkan kepada mak nya sehingga mak sampai menangis akibat perkataannya. Setelah sampai diatas bukit, ia mencari batu besar dan berteriak sekeras kerasnya mengadu nasib dengan kemiskinan yang ia alami. Dan akhirnya ia tetap berkeras untuk tetap pergi merantau.
Sesampainya di rumah, ia segera menuju kekamar dan mengambil baju yang akan ia bawa. Dengan perasaan bingung mak pun datang dan menghampiri anak bujangnya itu. " mau kemana kau nak ?" Bedol menjawab " mak,banyak orang berkasta rendah mampu mengoyakkan sejarah mereka punya mimpi mereka bisa, adakah lagi seorang putri Indonesia KARTINI siapa yang tidak kenal dia mak? dia mampu membawa perempuan setara dengan laki-laki " Bedol berusaha meyakinkan maknya ".
Tak lama kemudian, Minah datang menghampiri dengan membawakan secangkir air untuk maknya. Dan dengan perasaan bimbang,mak kembali menyanyakan kepada Bedol apakah yakin dengan pilihannya itu. Minah pun berusaha untuk menenangkan hati mak dan kemudian kembali membujuk Bedol "jika itu yang kau mau, janganlah kau tinggalkan mak,tinggalkan aku,kami ni sudah tak ada siapa-siapa lagi Dol ". Mak pun dengan berlinangan air mata memeluk anaknya dan akhirnya mengiklaskan kepergian anaknya. Dan dengan air mata mak dan adiknya Minah mengantarkan Bedol kepelabuhan untuk segera berlayar. Kini harapan Bedol kedepannya hanya ingin mengubah nasib keluarganya dan akan pulang dengan membawa kesuksesan belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar