PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pengaruh Motivasi Dalam Belajar
DOSEN PENGAMPU : Drs. Wagiman, M.Pd.
Disusun
Oleh :
Ayu Rosmini
150388201032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2015
Pengaruh
motivasi dalam belajar
A.
Pengertian
Motivasi
Motivasi
adalah suatu dorongan atau ajakan terhadap suatu bidang tertentu, terutama
dalam proses pembelajaran. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Apabila
guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya,
maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar
lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari
akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut.
Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama
bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negatif dari luar
diri siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan siswa senang belajar,
sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.
B. Ciri-ciri
motivasi :
·
Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). Contoh : seorang mahasiswa telah
mendapat tugas oleh dosennya yaitu dengan membuat Rpp. Meskipun tugas tersebut
sangatlah banyak, tetapi ia tetap terus berusaha untuk mengerjakan tugas
tersebut dalam waktu satu hari saja.
·
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi
yang telah dicapainya). Contoh : seorang siswa yang sudah memiliki banyak
prestasi, namun ia tetap terus berusaha agar kedepannya lebih baik lagi dari
prestasi yang sudah ia raih. Seperti mengikuti les privat, mengikuti
ekstrakurikuler disekolah dan lain sebagainya.
·
Lebih senang bekerja mandiri. Tidak suka meniru orang lain.
·
Dapat mempertahankan pendapatnya. (kalau sudah yakni akan sesuatu)
·
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. Misalnya, seseorang dapat
berargumen terhadap apa yang telah ia fikirkan dan ia pelajari melalui
pengalaman-pengalaman yang dianggapnya benar.
·
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Contoh : apabila seorang
siswa tidak mengerti terhadap soal latihan rumah yang diberikan oleh gurunya,
maka ia dapat bertanya terhadap orang yang dianggap mampu untuk mengerjakan
soal itu dan menanyakan apa yang tidak ia pahami dari soal tersebut.
Ciri-ciri motivasi seperti itu sangat
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan
berhasil baik, jika siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
C. Faktor-yang mempengaruhi motivasi
belajar
·
Cita-cita/aspirasi jiwa
Dalam hal ini motivasi belajar sudah tampak sejak kecil, seperti keinginan
bermain. Keberhasilan seorang anak dapat mencapai keinginan tersebut
menumbuhkan keinginan untuk selalu bergiat dalam belajar. Sehingga pada
kemudian hari akan menimbulkan cita-cita dibarengi oleh perkembangan anak
tersebut, mulai dari moral,kemauan dan nilai-nilai kehidupannya.
·
Kemampuan siswa
Contoh : apabila seorang anak mempunyai keinginan untuk membaca, maka perlu
diikuti dengan kemampuan mengenal huruf “R” dengan benar dan dilakukan secara
berulang-ulang melalui latihan. Dengan demikian akan terpenuhi keinginannya
untuk selalu mengembangkan kemampuan mereka selanjutnya.
·
Kondisi siswa
Kondisi siswa dapat dilihat dari jasmani dan rohani. Apabila seorang anak
mengalami sakit,lapar ataupun marah-marah maka akan mengganggu perhatian
belajar anak tersebut. Sebaliknya jika seorang anak dalam keadaan sehat,gembira
ataupun kenyang, ini akan menambahkan pusat perhatian anak agar termotivasi
dalam belajar.
·
Kondisi lingkungan siswa
Kondisi lingkungan juga berpengaruh terhadap proses belajar. Seperti
keadaan alam,lingkungan tempat tinggal,pergaulan terhadap teman sebaya dan
kehidupan di masyarakat.
·
Upaya guru dalam mengelola kelas
Upaya
tersebut dapat berupa :
1. Menyelenggarakan tertib belajar di
sekolah
2. Membina disiplin belajar dalam setiap
kesempatan
3. Membina belajar tertib dalam bergaul
4. Membina belajar tertib dalam lingkungan
sekolah
D. Motivasi terdiri dari 2 yaitu :
·
Motivasi Intrinsik
Yaitu motivasi yang berasal dari diri sendiri. Motivasi ini tidak perlu ada
rangsangan atau ajakan dari luar, karena sudah terdapat dalam diri individu itu
sendiri. Contoh : seorang siswa dapat memotivasi diri sendiri yaitu dengan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi,karena bertujuan untuk
kehidupan masa depan siswa tersebut. Dengan
demikian, maka ia akan terus berpacu demi kesenangan masa depannya.
·
Motivasi Ekstrinsik
Yaitu motivasi yang berasal dari luar. Motivasi ini datang melalui bantuan
atau dorongan dari orang lain. Tujuannya yaitu membangkitkan kembali semangat
atau minat seseorang agar lebih rajin dalam melakukan pekerjaannya.
Motivasi ini lebih diperhatikan kepada seorang pendidik atau sering disebut
dengan guru, karena selain mendidik dan mengajar seorang guru juga harus mampu
memberikan motivasi terhadap siswanya agar mampu untuk belajar semaksimal
mungkin untuk membantu proses kematangan pemikiran yang luas terhadap diri
siswanya. Proses ini dapat melalui latihan, belajar dan lain sebagainya.
Selain dari itu, motivasi ini dapat muncul karena adanya pujian,hadiah ataupun
tata tertib sekolah yang harus dipatuhi. Contoh : Ani termasuk siswa yang
berprestasi,namun prestasi tersebut hanya bertujuan agar dibelikan oleh ayahnya
sepeda baru. Ini merupakan contoh motivasi ekstrinsik.
E. Nasution (1986: 85) mengemukakan
beberapa petunjuk singkat dalam rangka upaya guru membangkitkan motivasi
belajar siswa di sekolah, antara lain:
·
Usahakan agar tujuan pelajaran jelas dan menarik, motif mempunyai tujuan,
makin jelas tujuan, makin kuat motivasi.
·
Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikan.
·
Ciptakan suasana yang menyenangkan, senyuman yang menggembirakan suasana.
·
Usahakan agar anak-anak turut serta dalam pelajaran. Anak-anak ingin aktif.
·
Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak.
·
Pujian dan hadiah lebih berhasil dari hukuman dan celaan. Sebaiknya biarlah
hasil baik dalam pekerjaan merupakan hadiah bagi anak.
·
Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan anak.
·
Mengetahui hasil baik menggiatkan usaha murid.
·
Hasil buruk apalagi kalau terjadi berulang-ulang akan mematahkan semangat.
·
Hargailah pekerjaan murid.
·
Berilah kritik dengan senyuman. Janganlah anak mendapatkan kesan bahwa guru
marah kepadanya, tetapi hanya kecewa atas hasil pekerjaannya atau perbuatannya.
F. Kesimpulan
Motivasi memiliki
peranan penting dalam belajar. Motivasi juga merupakan dorongan atau ajakan
terhadap suatu bidang tertentu. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan
motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak
akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi
yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan
yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan
mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar
sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa.
Berdasarkan
definisi-definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat
kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya
sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar
mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya,
akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena
anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala
potensi-potensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru
adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa
anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan
belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik
kita akan merasa dirinya berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin
menjadi mungkin.